Image "Umbut Mudo" |
Blog Sita Rosita –
Minggu, 28 Juli 2013 – 07:33 WIB – Alkisah seorang bujang
tampan bernama Umbut Mudo yang sudah seharian penuh duduk bermenung seorang
diri di bangku panjang depan halaman rumahnya, rumah bergonjong berujung dua.
Ia tak mau makan juga tak mau minum. Pandangannya kosong ke depan sambil
menopang dagunya dengan kedua tangannya.
Melihat
keadaan putranya semacam itu ibunya menjadi risau. Dua kali ibunya bertanya
kepada Umbut Mudo, gerangan apakah yang menyebabkan anaknya bermenung diri dan
bermuram durja, tapi tak sepatah kata
pun keluar jawaban dari mulutnya. Umbut Mudo diam saja. Mungkin ia memang tak
mendengar pertanyaan ibunya karena ia terlalu asyik dengan lamunannya itu. Ya, Umbut
Mudo memang sedang memikirkan dan merindukan seorang gadis remaja yang cantik
jelita bernama Puti Gelang yang berada di Kampung Aur, tetangga desanya. Hal
inilah yang menambah kekhawatiran ibunya
karena Umbut Mudo adalah anak lelaki satu-satunya yang teramat dikasihi dan
disayanginya yang menjadi harapan keluarganya.
Menjelang
malam tiba, ibunya kembali menanyakan kepada putranya yang masih bermenung
diri,
“Umbut Mudo, anakku!
Mengapa kau bermuram durja? Sudah dua
hari ini ibu melihatmu bermenung diri saja, bahkan seharian ini ibu tak
melihatmu makan dan minum. Ada apakah gerangan?” Sambil memegang bahu Umbut Mudo, ibunya
kembali bertanya dengan kata-kata yang lemah lembut, penuh kasih, “Adakah yang kau inginkan dalam hatimu?
Apakah kau menginginkan seorang istri, nak?”
“Ibu, sesungguhnya
pertanyaan seperti itulah yang kutunggu-tunggu sejak kemarin. Aku memang
menghendaki seorang gadis untuk menjadi istriku. Akan tetapi, aku malu berterus
terang untuk mengatakannya kepada ibu karena aku masih menganggur belum
mempunyai pekerjaan.” Jawab Umbut Mudo kepada ibunya sambil
berdiri dari tempat duduknya.
“Umbut Mudo, Umbut
Mudo... kalau itu yang kau inginkan, kenapa malu mengatakannya? Aku ini kan
ibumu. Siapakah gadis yang kau inginkan dan dari manakah dia? Sekarang terserah
kau saja. Apa pun yang terjadi nanti ibu akan melamarkannya untukmu!” berkata
ibunya kepada Umbut sambil kembali menepak-nepak pundak anaknya.
Suatu
ketika sebagaimana tradisi kebiasaan menjelang bulan puasa, Dimana para
perantau kembali pulang ke desanya, Kampung Aur mengadakan perayaan penyambutan
yang dihadiri oleh seluruh penduduk Kampung Aur. Puti Gelang dan Umbut Mudo pun
datang ke tempat perayaan tersebut. Di
sana mereka berjumpa, dan Umbut Mudo tak menyia-nyiakan kesempatan ini karena
ia sudah lama tak melihat dan berjumpa dengan Puti Gelang, seorang gadis jelita
yang penuh dengan sifat manja, sedikit angkuh. Bicaranya ceplas-ceplos, tak
berpikir lagi kalau apa yang dikatakannya itu menyakitkan orang lain atau
tidak. Akan tetapi, justru sifat yang demikian itu yang telah membuat Umbut
Mudo tergila-gila pada Puti Gelang. Hal
ini bisa dimaklumi karena Puti Gelang adalah anak seorang saudagar kaya yang
berlimpah hartanya, mas, intan , berlian banyak dimilikinya. Ayahnya sangat mencintai
dan sangat memanjakan putri satu-satunya itu. Maka tak heran jika Puti Gelang
pun banyak memakai perhiasan emas berupa gelang, kalung, anting dan cincin yang
mahal-mahal. Sebab itu pula ia dinamakan Puti Gelang. Sifat manja dan
kecantikannya itulah yang membuat Umbut Mudo tergila-gila pada Puti Gelang.
Saat
berjumpa dengan Puti Gelang, Umbut Mudo menjadi gugup, bibirnya bergetar tak
bisa mengucap kata-kata. Ia diam berdiri kaku laksana patung batu. Puti Gelang
pun memecah kebekuan dengan mengucapkan sebait
pantun,
“Lama tak jumpa sekali
jumpa di perayaan Aur
Hasrat hendak berbaur
tapi mulut tak bisa bertutur
Apalah yang bisa aku
harap dari bujang penganggur
Meski tampan, kaya dan berharta, tapi tak terukur”
Karena
pantunnya tak berbalas, Puti Gelang tertawa dan berlalu meninggalkan Umbut Mudo
sambil berkata ketus penuh ejekan, “Ha,
ha, ha, ha...Umbut, Umbut, kau pulanglah! Terus terang, aku tak suka dengan
pemuda sepertimu. Wajahmu tampan, orang tuamu pun kaya, tetapi kau tak punya
keberanian, dan belum bekerja pula!”
Umbut
Mudo masih berdiri ditempatnya. Ia hanya bisa menatap nanar ke arah Puti Gelang
yang meninggalkan dirinya dengan kata-kata yang sungguh menyakitkan hatinya.
Akan tetapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Semuanya itu memang kesalahan dirinya
yang tak bisa memanfaatkan kesempatan yang ada. Ia begitu larut dengan perasaan
cinta yang begitu mendalam terhadap Puti Gelang sehingga jiwanya menjadi
terbelenggu tak bisa mengucap kata-kata, tak bisa berbuat apa-apa.
Sejenak
ia menenangkan hati, pikiran dan jiwanya. Setelah mulai tenang, malam itu juga
segera ia pun melangkahkan kaki, berjalan pulang menuju ke rumahnya. Tiba di
rumah ia langsung menuju ke kamarnya. Langsung melentangkan tubuhnya di tempat tidur. Mata menatap kosong ke arah
atap kamarnya. Semua kata-kata yang telah diucapkan oleh Puti Gelang, gadis
yang teramat dicintainya itu masih terngiang-ngiang di telinganya. Tawa ejekan,
kata-kata celaan dan hinaan telah membuat hatinya semakin sakit, “Gelang, sungguh kata-kata ejekan, hinaan,
dan celaanmu itu telah membuat hatiku terasa pedih dan sakit sekali. Kelak kau
juga akan merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan saat ini bahkan
lebih daripada itu!”
Saat
ayam berkokok jelang waktu subuh, ibu Umbut Mudo diam-diam mengintip kamar
anaknya itu. Dilihatnya anaknya itu belum tidur juga, tubuhnya terlentang di
tempat tidur sambil menatap langit-langit kamarnya. Kedua tangannya disilangkan
di atas bantal di bawah kepalanya.
Melihat
keadaan seperti itu ibu Umbut Mudo menjadi sedih dan khawatir, ia pun bertekad
akan datang ke rumah orang tua Puti Gelang untuk melamar buat anaknya. Ia Sudah tahu kalau gadis yang diinginkan
anaknya adalah Puti Gelang putri dari saudagar kaya di Kampung Aur yang juga
masih sahabat dari suaminya.
Diceritakan.
Pada siang harinya setelah waktu dzuhur ibu Umbut Mudo pergi ke Kampung Aur
menemui orang tua Puti Gelang untuk melamarkan putranya. Oleh orang tua Puti
Gelang disarankan agar ibu Umbut Mudo berkata langsung dengan putrinya itu.
Setelah dipanggil ayahnya Puti Gelang keluar dari kamarnya dan ibu Umbut Mudo
langsung berkata kepada Puti Gelang yang mana maksud dan tujuan datang ke
rumahnya hendak melamar Puti Gelang untuk anaknya Umbut Mudo. Sungguh tak
disangka, tak dinyana ibu Umbut Mudo jika jawaban Puti Gelang sangat
merendahkan putranya dan dia sendiri sebagai ibunya.
“Ibu Umbut, sampaikan
saja kepada anak ibu, kalau Umbut Mudo bukanlah tipe laki-laki idamanku. Dia
memang tampan, tapi tidak bekerja. Aku juga tahu dia kaya, tapi kekayaannya
hanya dari warisan. Untuk apa mempunyai harta berlimpah tapi didapat dari
warisan, dan harta warisan akan habis dipakai.”
Mendengar
jawaban Puti Gelang, hati ibu Umbut Mudo menjadi terluka dan sakit hati. Ia
merasa dipermalukan, dan anaknya direndahkan tak dipandang sebelah mata. Dan,
ia kembali pulang ke rumah meninggalkan Kampung Aur dengan membawa hati yang
terluka. Setiba di rumah ia langsung berkata kepada anaknya, Umbut Mudo kalau
ia baru saja pulang dari Kampung Aur melamar Puti Gelang untuk dirinya akan
tetapi ditolak. Dan ibunya menyarankan agar Umbut Mudo mencari gadis lain saja
yang benar-benar mencintai dirinya.
Mendengar
penuturan dari ibunya kalau ibunya sudah dipermalukan dan dirinya pun sudah
direndahkan seperti itu, Umbut Mudo pun lalu mecari orang pintar, dukun sakti
yang bisa mengobati luka hatinya dan bisa pula membuat hati Puti Gelang menjadi
tergila-gila kepadanya. Dukun sakti itu dijumpai masih dekat dengan Kampung Aur
tempat tinggal Puti Gelang. Kepada dukun sakti itu Umbut Mudo meminta bantuan,
“Inyik(kakek),
tolonglah bantu aku. Aku telah disakiti dan ibuku telah dihina oleh gadis
Kampung Aur bernama Puti Gelang putri dari saudagar kaya di sana, inyik!”
“Jadi apa yang kau
inginkan dariku, anak muda?” Tanya sang dukun kepada
Umbut Mudo,
“Jadikanlah Puti Gelang
tergila-gila padaku selamanya, inyik” jawab Umbut Mudo.
Oleh
sang dukun, Umbut Mudo diberi sejenis alat tiup bernama puput yang terbuat dari perupuk
tumbuhan sejenis rumput. Kepada Umbut Mudo sang dukun memberi keterangan, “Dengarkan baik-baik apa yang aku katakan
padamu, Umbut Mudo! Pelet puput perupuk ini harus sering kau tiup dan mainkan.
Semakin sering kau memainkannya, maka gadis yang kau inginkan itu akan semakin
tergila-gila padamu. Kalau tak jumpa sehari saja hatinya akan merana dan
lama-lama dia bisa menjadi sakit dan meninggal.”
“Tidak mengapa, inyik!
Aku sudah terlanjur sakit hati kepadanya, dan aku ingin sakit hatiku ini
terbalaskan.” Jawab Umbut Mudo sambil memegang
dadanya.
Singkat
cerita, setelah mendapatkan pelet puput perupuk dari sang dukun, Umbut Mudo
langsung pergi ke Kampung Aur menuju rumah Puti Gelang. Di sana kebetulan Puti
Gelang sedang menenun kain di anjungan rumah. Umbut Mudo pun mulai meniup puput
perupuk yang sudah berisi mantra pelet dari sang dukun sakti. Berulang-ulang
puput perupuk ditiupnya. Dan hasilnya mulai nampak.
Putri
Gelang sayup-sayup mendengar bunyi suara puput perupuk yang ditiup Umbut Mudo.
Kepalanya mulai terasa pening, badannya mulai demam, ia mulai mengigau karena
yang ada dalam ingatannya, yang terlihat di matanya hanya wajah Umbut Mudo
saja. Jika mendengar bunyi puput perupuk yang dimainkan Umbut Mudo, Ia terus
mengigau memanggil-manggil nama Umbut Mudo. Sampai akhirnya ia benar-benar
jatuh sakit tak bisa berdiri, hanya beraring saja di tempat tidur. Dan yang
hanya diingat dan dipanggilnya hanya nama Umbut Mudo. Keadaan seperti ini telah
membuat ayahnya menjadi sedih. Maka datanglah ayah Puti Gelang menjemput Umbut
Mudo. Jika Umbut Mudo datang menemuinya, seketika Puti Gelang sembuh seperti
sedia kala, tertawa dan bermanja-manja. Akan tetapi setelah Umbut Mudo pergi
Puti Gelang kembali sakit, berbaring
saja di tempat tidur yang disebut-sebut hanya nama Umbut Mudo.
Tentu
keadaan semacam itu tak bisa didiamkan terus menerus. Apa boleh buat, demi
keselamatan putri satu-satunya itu maka ayah Puti Gelang melamar Umbut Mudo
untuk dijodohkan dengan anaknya, putri satu-satunya yang sangat dikasihinya
itu. Akan tetapi Umbut Mudo masih menaruh dendam dan sakit hati dengan
penolakan dan penghinaan Puti Gelang
kepada dirinya saat bertemu di perayaan tahunan jelang Ramadhan, dan saat
dilamar oleh ibunya. Kepada ayah Puti Gelang, Umbut Mudo berkata, “Tapi maaf, bapak! Aku masih
terngiang-ngiang perkataan Puti Gelang kepadaku tempo hari:
“
Umbut, Umbut, kau pulanglah! Terus
terang, aku tak suka dengan pemuda sepertimu. Wajahmu tampan, orang tuamu pun
kaya, tetapi kau tak punya keberanian, dan belum bekerja pula!”
“Ibu Umbut, sampaikan
saja kepada anak ibu, kalau Umbut Mudo bukanlah tipe laki-laki idamanku. Dia
memang tampan, tapi tidak bekerja. Aku juga tahu dia kaya, tapi kekayaannya
hanya dari warisan. Untuk apa mempunyai harta berlimpah tapi didapat dari
warisan, dan harta warisan akan habis dipakai.”
“Jadi aku belum bisa
menerima lamaran bapak untuk Puti Gelang karena saya merasa belum punya
pekerjaan sedang harta yang saya punya pun hanya harta warisan yang satu saat
akan habis jika dipakai terus.”
Mendengar
penolakan dari Umbut Mudo, ayah Puti Gelang langsung kembali ke Kampung Aur
menemui putrinya yang masih terkulai lemah di tempat tidur. Lalu berkata kepada
putrinya,
“Gelang putriku, kau
tabah saja dan berdoalah selalu kepada Tuhan, agar penyakitmu dapat segera
disembuhkan. Ayah akan terus mencoba dan berupaya agar Umbut Mudo mau menjadi
suamimu!” Ayah Puti Gelang berupaya menghibur dan menguatkan
hati putrinya.
“Ayah, jika Umbut Mudo
menolakku, tentu dia masih menaruh dendam kepadaku. Biarlah itu tak mengapa.
Mungkin hanya kematianku yang bisa memuaskan perasaan dendamnya.”
Sebenarnya
Umbut Mudo masih memiliki perasaan cinta yang begitu besar terhadap Puti
Gelang. Maka ketika mendengar Puti Gelang sakitnya bertambah parah ia menjadi
tak tega dan kasihan. Apalagi puput prupuk yang mengandung mantra selalu ditiup
berulang-ulang justru bukannya mengobati akan tetapi malah menambah sakit Puti
Gelang semakin parah.
Kasihan
dan tak tega dengan penderitaan sakit yang berkepanjangan dari orang yang
sangat dicintainya, akhirnya Umbut Mudo
kembali mendatangi dukun sakti yang telah memberinya pelet puput prupuk agar
peletnya dicabut kembali dan meminta ramuan obat untuk Putri Gelang segera
pulih seperti sediakala. Sebelum pergi ia berpesan kepada ibunya agar jika ia
meninggal nanti agar tubuhnya dimakamkan di tempat yang berseberangan dengan
makam Puti Gelang.
Tiba
di tempat sang dukun sakti, Umbut Mudo menjelaskan segalanya tentang keadaan
Puti Gelang, gadis yang teramat dicintai dan dikasihinya itu. Sang dukun hanya
menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar cerita dan permintaan dari Umbut Mudo,
lalu berkata: “Bukankah dulu sudah aku
katakan padamu, Umbut Mudo. Jika pelet puput prupuk ini tak ada obatnya selain
kematian. Dan, satu-satunya obat yang bisa menyembuhkannya adalah jika kau mau
menggantikannya dengan nyawamu sendiri.”
“Tak mengapa, inyik!
Bagiku yang penting asalkan orang yang kucintai dapat sembuh kembali.”
Demikian pinta Umbut Mudo kepada dukun sakti.
“Baiklah jika demikian,
lecutlah tubuh Puti Gelang dengan lidi ini. Mulai dari ujung kaki sampai ke
ubun-ubunnya sebanyak tiga kali berturut-turut. Akan tetapi sebelum kau lakukan
itu, harus membaca mantranya terlebih dahulu!” kata
sang dukun kepada Umbut Mudo sambil memberikan sebatang lidi yang diambil dari
umbut lidi kelapa gading. Setelah semua persyaratan dan penjelasan dari
sang dukun telah didapatnya, Umbut Mudo pun langsung menuju rumah Puti Gelang.
Di
rumah Puti Gelang sudah ramai orang berkumpul. Para tetangga, kerabat dan
handai tolan yang akan melepas secara ikhlas kepergian Puti Gelang untuk
menghadap Sang Khalik. Kondisi tubuhnya sudah sedemikian parah. Ia hanya
berbaring saja di tempat tidur, badannya hanya
tinggal kulit yang masih melekat di tulang, kurus, kering kerontang. Wajahnya
begitu pucat, matanya cekung tak bersinar tetapi masih dapat melihat
orang-orang yang berada di sekitarnya. Perasaan
hatinya sangat bahagia ketika orang yang dinanti-nantikan berada di
sisinya. Ia tersenyum sambil menatap wajah Umbut Mudo. Sejenak kemudian, Umbut
Mudo melakukan apa yang telah diperintahkan sang dukun. Melecut tiga kali mulai
dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun tubuh Puti Gelang. Tak lama kemudian Puti
Gelang pun berangsur-anggsur sembuh dan tubuhnya sehat kembali seperti sedia
kala. Oleh kedua orang tua mereka Puti Gelang, dan Umbut Mudo dinikahkan. Helat
pernikahan mereka dirayakan secara besar-besaran. Keduanya hidup berbahagia.
Pada
suatu hari, sepulang dari berburu, Umbut Mudo tiba-tiba jatuh sakit. Badannya
lemah tak bisa digerakkan. Penyakitnya itu tak bisa disembuhkan meskipun sudah
banyak dukun yang berusaha mengobatinya. Ia merasa ajalnya sudah semakin dekat
sesuai dengan janjinya dulu, pada dukun sakti bahwa Puti Gelang hanya bisa
disembuhkan dengan mengganti nyawanya sendiri. Kemudian istrinya, Puti Gelang
dipanggilnya lalu diceritakan semuanya. Dengan suara yang semakin melemah,
Umbut Mudo berkata kepada istrinya, “Puti
Gelang, meskipun aku akan mati sekarang, tetapi aku puas karena Tuhan telah
mengabulkanku untuk hidup bersamamu, menjadi suamimu, menjadi orang yang pada
akhirnya sangat kau cintai. Gelang... aku... sangat... mencintaimu...!” demikian
kata-kata terakhir yang di ucapkan Umbut Mudo kepada istrinya, Puti Gelang.
Selang satu bulan kemudian Puti Gelang pun meninggal dunia. Menyusul suaminya
Umbut Mudo. Sesuai dengan pesan mereka kepada orang tuanya, mereka berdua
dimakamkan di daerah bukit yang saling berseberangan. Puti Gelang dimakamkan di
bukit Kampung Aur sedangkan Umbut Mudo dimakamkan di bukit Kampung Tibarau. (SPriyadi1957)
Penulis:
Slamet Priyadi Pangarakan, Bogor
PANTUN PUTI GELANG UNTUK UMBUD MUDO:
BalasHapus“Lama tak jumpa sekali jumpa di perayaan Aur
Hasrat hendak berbaur tapi mulut tak bisa bertutur
Apalah yang bisa aku harap dari bujang penganggur
Meski tampan, kaya dan berharta, tapi tak terukur”
Salam sejatra buat anda semuanya ..!
BalasHapusNama : ADIF PRADITIA
Alamat : jakarta
Pekerjaan : M .DI PT YOYOTA DI JAKARTA
Para Sahabat Dan Mitra kerja di manapun berada saya pribadi bpk. ADIF PRDITIA
Tak lain hanya ingin menyampaikan rasa ucapan terimakasih kepada seseorang yang sudah membantu saya .
jujur saya hanya ingin berbagi satu kepercayaan bagaimana saya bisa berkomentar tentang permainan dunia togel walaupun jauh sebeumnya saya tidak pernah bemain togel .
web : http ://dukunsaktiterpecayadindones ia.blogspot.com dengan
no. pelayanan <0812-4286-9624->sudah sangat membantu kami dan kami dapat BLT 600 JT dari angka rtual 4D MACAU <5203> Walaupun harus mentransfer duluan dana ritual sebanyak 50 JT UNTUK Dana ritual unruk mendapatkan angka tembus itu dan menunggu waktu proses lima hari untuk pegadaan rritual >
kepercayaan saya sebagai sebagai seorang menejer sudah bisa kembali dari uang pinjaman perusahaan yang harus saya kembalikan walaupun harus menebus jalan seperti ini
terimakasih ki jagad sakti .....!!
Perkenalkan nama saya Kartika 27 tahun, seorang ibu rumah tangga dengan 1 putra, saya mengenal nama beliau sejak tahun 2009.Awalnya saya hanya iseng mengikuti program seperti ginian, karena saya tertarik dengan hasil yang diperlihatkan walau dalam keadan ragu ,yang diperlihatkan pada halaman depan situs ini. Namun setelah saya memint bantuan secara langsung dari beliau , betapa kagetnya saya, karena baru selang 3 hari saya angka pemberian ki jagad sakti sangat membuat saya tidak percaya dengan apa yaaya daptatkan selam menunggu 3 hari .tabungan saya terisi transferan 300 juta dari salah satu agen bandar togel di daerah saya ,walau belinya secara sembunyi sembunyi, sebesar 300 juta dalam hati saya pikir, ini enggak mungkin... Jangan terlalu banyak pertimbangan. Langkah pertama saya langsung cek ternyata saya menang togel dari angka pemberian ki jagad sakti lewat via telpon karna posisi kami berjauhan , anda cukup miliki keyakinan yang kuat ,Penghasil rupiah dari angka ghaib ada pada ki jagad sakti , dan temukan sendiri keberhasilan anda dari bantuan ki jagad sakti lewat angka ghaib , Ketahuilah anda tidak akan pernah menyesal jika memiliki jika anda meminta bantuan kepada ki jagad sakti.. ini Saya sendiri sudah mengalaminya. 3 hari dari sejak saya meminta bantuan ki jagad sakti / saya bisa dapat uang 300 juta bisnis online saya sudah mulai jalan. sekarang saya sudah memiliki income yang sulit disangka sebelumnya. kalau dihitung, saya sudah mengumpulkan profit 40-60 juta dalam 5 bulan ini. dari wawal modal yang saya daptkan dari ki jagad sakti.. teruskan saja! Bergabunglah bersama kami yang telah mendapatkan manfaat luarbiasa dari konsep jalan rejeki ini ini. Anda tidak akan rugi.. Terimakasih
BalasHapussebagai ucapan terimah kasih ,melalui media internet saya hanya ingin berbagi informsi kepada anda sekaligus mengucapkan terimah kasih saya kepada ki jagad sakti ,jika anda ingin menang togel angka ghaib sperti saya silahkan hubungi ki jagad sakti di nomor =0812=4286-9624=atau silhakn kunjugi di web.http://dukunsaktiterpecayadindonesia.blogspot.com.terimah kasi roomnya sobat..!