Selasa, 16 Juli 2013

Slamet Priyadi: "Legenda Candi Loro Jonggrang" Diceritakan Oleh Kak Sita


Image 'Candi Loro Jongrang' (Foto: Google)
Candi Loro Jonggrang

Sita Blog - Selasa, 16 Juli 2013 - 19:35 WIB : Dalam kisah berdirinya candi Loro Jonggrang yang dikenal juga dengan nama candi Sewu atau candi Prambanan di Jawa tengah, ada cerita menarik yang bisa dijadikan suri tauladan terkait sikap  yang harus dimiliki seorang pemimpin atau penguasa pemerintahan.
Diceritakanlah seorang raja bergelar Prabu Boko yang bukan lain adalah Bandung Bondowoso. Prabu Boko ini sangat dihormati dan ditakuti oleh segenap rakyat mau pun kerajaan-kerajaan yang menjadi wilayah kekuasaannya. Hal tersebut terjadi oleh karena Prabu Boko atau Prabu Bandung Bondowoso adalah orang yang digjaya, pilih tanding dan tingkat ilmu kesaktiannya demikian tinggi. Bahkan ia mampu mengerahkan pasukan jin untuk melakukan segala perintah-perintahnya, kebal senjata dan lain-lain.
Suatu ketika Prabu Bandung Bondowoso meminang seorang putri cantik bernama Loro Jonggrang. Akan tetapi pinangannya itu ditolak Loro Jonggrang karena Prabu Bandung Bondowoso adalah pembunuh ayahnya sendiri yang tewas mengenaskan dalam suatu pertempuran mempertahankan harga diri dan kerajaan yang dikuasainya. Ia tak mau tunduk dengan Prabu Bandung Bondowoso.
Akan tetapi ia berpikir lebih jauh ke depan. Demi keselamatan seluruh rakyat di kerajaannya, akhirnya Loro Jonggrang mau menerima pinangan Prabu Boko dengan syarat, Prabu Boko atau Prabu Bandung Bondowoso mau membuatkan bangunan candi yang berjumlah seribu buah sebagai hadiah perkawinannya. Candi tersebut harus sudah ada esok hari, jadi harus dikerjakan pada malam itu juga, dalam waktu satu malam.
Seungguhnya, syarat yang disampaikan Loro Jonggrang kepada Prabu Bandung Bondowoso sebagai taktik semata dari Loro Jonggrang untuk menolak pinangan Prabu Bandung Bondowoso, karena Loro Jonggrang yakin, Prabu Boko tak mungkin bisa melakukan syarat yang disampaikannya karena tidak masuk akal membangun candi berjumlah seribu dengan waktu hanya satu malam saja.
Mendengar syarat yang dikemukakan Loro Jonggrang, Prabu Bandung Bondowoso hanya menyikapinya dengan tersenyum saja. “Baiklah Loro Jonggrang, aku akan melakukan permintaanmu itu pada malam ini juga!” setelah berkata demikian Prabu Bandung Bondowoso segera pergi meninggalkan Loro Jonggrang yang menatapnya penuh tanda tanya, mungkinkah Bandung mampu melakukan pekerjaan yang tidak masuk akal itu?
Bukan Bandung Bondowoso namanya jika tak mampu melakukan hal-hal yang menurut logika berpikir manusia tak mungkin bisa dilakukan. Maka segera Bandung Bondowoso merapal aji kesaktian penakluk bangsa jin. Pada saat itu juga bermunculanlah ribuan bangsa jin datang menghampiri Bandung Bondowoso. Salah satu pemimpin bangsa jin bernama Durba berkata kepada Bandung Bondowoso, “Wahai tuanku Prabu Bandung Bondowoso, ada apakah gerangan tuan memanggil hamba kemari?”
“Baiklah Durba, kau adalah sahabatku! Terus terang aku katakan, sekarang ini, malam ini juga, aku sangat butuh bantuanmu! Jawab Bandung Bondowoso.
“Bantuan apakah yang tuanku butuhkan kepada kami semua? Kami pasti akan memberikannya. Karena bagi kami tuanku Bandung Bondowoso adalah raja kami!” Jawab Durba sambil mengepalkan tangannya ke dadanya yang banyak ditumbuhi bulu-bulu hitam.
“Ya, Durba terima kasih! Aku minta pada malam ini juga, kau dan semua bala tentaramu turut membantuku untuk mendirikan sebuah candi besar yang dikelilingi oleh seribu buah candi-candi kecil dan harus sudah selesai sebelum Matahari terbit esok hari.”
“Baik tuanku Bandung, kami akan segera melaksanakan dan menyelesaikannya sebelum, Matahari terbit. Oleh karena kami juga tak bisa melakukan apa-apa lagi jika cahaya Matahari mengenai tubuh kami.”
Singkat cerita, tak sampai pukul dua belas tengah malam sebuah candi besar dengan candi-candi kecil yang berdiri memagari candi besar telah berdiri di tengah-tengah hamparan dataran luas yang banyak ditumbuhi pohon-pohon dan bunga-bunga yang indah. Hanya tinggal satu buah lagi yang belum diselesaikan.
Melihat peristiwa ini, Loro Jonggrang teramat gusar hatinya. Sungguh tak diduga, ternyata Bandung Bondowoso mampu mengabulkan permintaannya. Ia pun memohon kepada Hyang Widhi agar Bandung Bondowoso beserta bangsa jin tak bisa menyelesaikan pekerjaannya mendirikan bangunan candi.
Ternyata Hyang Widhi mengabulkan permohonan doa Loro Jonggrang. Tiba-tiba di ufuk timur muncul cahaya keabu-abuan menyelimuti angkasa raya. Bunyi sahut-menyahut ayam berkokok, bunyi suara burung yang mulai berkicau di pepohonan membuat bala tentara jin sahabat Bandung Bondowoso lemas tak bertenaga, kesaktian para jin tersebut melemah tak bisa lagi membantu menyelesaikan pembuatan candi yang keseribu. Durba yang pemimpin bangsa jin berkata kepada Bandung Bondowoso, “Tuanku, maaf! Kami tak bisa lagi melanjutkan menyelesaikan candi yang keseribu. Tenaga dan kesaktian kami melemah hampir sirna melihat sinar di angkasa, dan bunyi ayam berkokok sserta  kicau burung-burung di pepohonan itu. Sekali lagi kami mohon maaf!” segera Durba dan pasukannya pun menghilang dari pandangan mata.”
Tinggallah Sang Prabu Bandung Bondowoso menatap kepergian bangsa jin yang meninggalkan dirinya kembali ke tempatnya di tengah hutan dan gunung di seberang sana. Sementara itu Loro Jonggrang menghampiri Prabu Bandung Bondowoso seraya berkata, “Hm, Bandung! Kau telah gagal membuatkan candi yang indah untukku. Dengan demikian perjanjianku untuk mau menikah denganmu otomatis gagal.”
“Baiklah Loro Jonggrang, sebenarnya peristiwa yang telah kau rekayasa sehingga bala tentara jin sahabatku tak bisa menyelesaikan pekerjaannya itu  aku sudah tahu. Semuanya adalah kau penyebabnya. Rupanya kau telah menipuku, mengingkari janjimu, mau menerima pinanganku hanya taktik semata agar aku tidak menghancurkan kerajaanmu dan segenap rakyatmu. Oleh sebab itu, aku akan mengutukmu, aku akan menyumpahimu, dan demi kesaktianku, jadilah kau batu, menjadi arca keseribu pada candi yang ada di daerah Prambanan ini. Dan mulai sekarang candi ini bernama candi sewu (seribu) atau candi Loro Jonggrang karena arca yang keseribu itu adalah kau Loro Jonggrang, seorang wanita yang telah mengingkari omongannya sendiri.”
Demikianlah dengan kesaktiannya, Prabu Bandung Bondowoso mengutuk Loro Jonggrang menjadi batu, menjadi arca keseribu pada candi yang berada di daerah Prambanan itu.  Oleh karena itu candi tersebut bernama, Candi Prambanan atau Candi Sewu atau Candi Loro Jonggrang. (SP.Wallahu’alam)
Penulis:
Slamet Priyadi Pangarakan, Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar