“PUISI SUNGAI KAWAT”
(
Cerita Rakyat Kalimantan Barat )
Karya
: Ki Slamet 42
Ada sungai besar, panjang, lebar dan luas
Yang dikenal dengan nama sungai Kapuas
Sungai ini bercabang banyak bertuas-tuas
Salah satunya anak sungai berkawat emas
Mengapakah bernama sungai Kawat mas?
Marilah kita kupas lagi
dengan lebih luas
Letak Sungai berkawat mas ada terdapat
Di kota Sintang, masuk Kalimantan Barat
Lebihlah dikenal bernama,
Sungai Kawat
Di tepi sungai, ada keluarga tinggal dekat
Keluarga nelayan miskin yang
gagah kuat
Di Sungai Kawat itulah tempat ia bergiat
Suatu ketika, sang
nelayan pergi mancing
Tetapi seharian tiada
ikan mau berpaling
Pada kailnya yang diberi
umpan pancing
Namun, tiada ia berputus
arah berpaling
Teruslah bergiat panjang sungai dikeliling
Ia bertekad kembali adalah ikan
dijinjing
Saat Sang Surya condong ke
ufuk barat
Perahunya dikayuhnya dengan lebih kuat
Menuju ke hulu dengan berharap sangat
Umpan kail dimakan ikan
yang mendekat
Maka, dayung perahu
dikayuhnya cepat
Hingga sampai di teluk bertanah cokelat
Teluk itu ditumbuhi banyak pohon kayu
Dan ikan-ikan banyak
bersarang di situ
Nelayan gantilah umpan ikan
yang baru
Meskipun begitu, ikan masih tidak mau
Memakan umpan pancingnya yang baru
Sang nelayan merasa semakin lelah-lesu
Saat rasa kecewa, putus
asa dan marah
Mulai geliati rasa mengalir di arus darah
Ia memutuskan untuk kembali ke rumah
Tiba-tiba pancing terasa bergerak lemah
Ia terus ulur tali kail, biarkan ikan gasah
Tarik pancing, hingga
sampai ke tengah
Ketika tali kail
pancing hampirlah habis
Nelayan sentak pancing,
sambil meringis
Ada ikan besar nyangkut kail tajam tipis
Meronta-ronta nampak seperti menangis
Serasa iba ikan dilepas dengan hati miris
Ikan balik ke sungai,
ekornya kibas-kibis
Saat cuaca gelap menjalar
rayapi malam
Nelayan lempar pancing ke sungai dalam
Ikan yang tadi tertangkap tercengkeram
Kembali makan umpan pancing diterkam
Tali ditarik ke dasar sungai yang dalam
Diikat pada kawat di bawah batu hitam
Saat temali pancing tak lagi ditarik ikan
Nelayan tarik tali kailnya perlahan-lahan
Tetapi terasa seperti ada yang menahan
Ia tarik lagi talinya
meski ada kerisauan
Sentak temali kail ada benda berkilauan
Yang terbawa dengan warna kekuningan
Ternyata benda itu temali kawat panjang
Cakaplah nelayan tatap kawat dipandang
Nyata kawat itu merupakan mas selayang
Berkilauan disinari cahaya bulan seloyang
Hati nelayan betapa suka bukan kepalang
Dapat kawat mas hidup pasti kan senang
Nelayan tak mau henti
tarik kawat emas
Meski perahunya sesak penuh mas kemas
Meskipun ada suara yang menggema luas
Berilah tahu agar hentilah mengais-nguas
Namun nafsu tamak lah kuasai hati buas
Ia tak sekali mau peduli suara kasih belas
Maka, perahunya
mulai oleng dan goyah
Tapi hati masih dibelenggu nafsu serakah
Dikuasai nafsu, ambisi kehidupan mewah
Maka bareng ketamakannya, tengelamlah
Ia, bersama perahu dan
harta berlimpah
Tenggelam, jumpai ajalnya
yang tergebah
Sampai sekarang, itu anak sungai Kapuas
Yang kandung kisah etika berwawas luas
Agar tiada mengumbar hawa nafsu buas
Hawa nafsu tamak, serakah
yang ganas
Menerkam geliat rasa kasih penuh welas
Dikenal dengan nama Sungai Kawat Mas
Sabtu, 03 Oktober 2015 –
18:31 WIB
Ki Slamet 42 di Pangarakan,
Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar