Dongeng Dari Negeri Cina "PUTRI BULAN PERAK”

Diceritakan oleh Kak Sita Rose

Selasa, 23 Desember 2015 – 17:19 WIB

Putri Bulan Perak

Sita Blog : Nina Bobo - Rabu, 23 Desember 2015 - 01:16 WIB 
Adik-adik, sekarang kak Sita ingin bercerita tentang dongeng Putri Bulan Perak dari negeri Cina yang dikenal teramat cantik jelita.  Adik-adik beginilah ceritanya,

Dahulu kala kerajaan Cina diperintah oleh Raja Matahari.  Raja ini mempunyai seorang putri jelita bernama Putri Bulan Perak.  Mereka tinggal dalam istana kristal di tepi laut biru.  Sehari-hari Putri Bulan Perak bermain bersama Pik dan Pok, dua orang yang bertubuh kerdil.

Suatu ketika Putri Bulan Perak jatuh cinta pada seorang Pangeran dari India.  Pangeran itu sangat tampan, gagah, pandai dan kaya raya.  Memang mereka nampaknya sangat cocok untuk menjadi suami istri.

“Kita harus yakin bahwa Pangeran Amon tidak pelit,” kata Raja Matahari dengan ragu, “Tak ada gunanya punya suami kaya raya tapi pelit.”

“Kita harus yakin bahwa Pangeran Amon tidak pelit.” Maka dundanglah Pangeran Amon ke istana kristal.

“Kita harus mengamatinya dengan baik!” Kata  Raja.  “Jika dia mau memberi upah pada koki dan tukang cucinya, berarti dia memang seorang pangeran yang dermawan dan pemurah.”

Sebuah kapal berselaput emas dengan layar warna Jingga dikirim untuk menjemput Pangeran Amon.  Berhari-hari kemudian nampak kapal yang membawa Pangeran Amon berlayar mendekati istana kristal di puncak karang.  Putri Bulan Perak duduk di serambi istana, mengawasinya.

Tetapi, ketika kapal itu hendak merapat, tiba-tiba angin berbalik.  Kapal itu kembali terseret ke tengah laut.  Nakhoda tak berdaya.  Melihat hal itu Putri Bulan Perak menjadi cemas.  Entah kapan PANGERAN Amon sampai bisa ke pantai?

Putri Bulan perak segera mengambil perahunya yang terbuat dari kulit tiram raksasa, yang ditarik oleh dua ekor angsa hitam. 

“Perahuku ini tak tergantung arah angin,” kata Putri Bulan Perak.”  Angsa-angsaku akan menariknya ke sana.”

Putri Bulan Perak memerintahkan Pik dan Pok naik perahu tiram untuk menjemput Pangeran Amon.

“Ikutlah dengan kami,” kata Pik dan Pok kepada Pangeran Amon sesampai mereka berada di dekat kapal berselaput emas itu. Angsa-angsa hitam akan menarik kita sampai ke pantai.”

“Biklah,” jawab Pangeran Amon.  “Tapi aku harus membawa peti harta ini.”

Pangeran Amon kemudian melompat dari kapal, turun ke peragu hitam.  Tak berapa lama kemudian perahu itu sudah melaju ke pantai dengan di tarik dua angsa hitam.

“Peti harta ini harus bisa kubawa sampai ke istana kristal,” kata Pangeran Amon lagi ketika mereka dalam perjalanan, dan isi peti ini berupa perhiasan hadiah untuk Putri Bulan Perak, Raja Matahari dan seluruh penghuni istana kristal.”

Mendengar hal itu, Pik dan Pok ingin sekali melihat isi peti harta itu.  Ketika Pangeran Amon tengah memandang ke arah istana kristal, mereka menggotong peti itu ke pinggir perahu dan mengintip isinya.  Akhirnya mereka malahan mengacak-acak isi peti, mencari hadiah yang mungkin akan diberikan kepada mereka.

Karena kurang hati-hati, peti harta itu pun jatuh ke dalam laut.  Melihat hal tersebut Pangeran Amon menjadi terkejut, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa, peti itu tenggelam ke dasar laut.  Pangeran Amon sangat menyesal.  Jika dirinya datang ke istana kristal tanpa membawa hadiah, maka dia akan dikira pelit, apa pun alasan yang diberikannya.

Tiba-tiba Pik meniup peluit emas memanggil Putri Mutiara, seorang putri duyung yang tinggal di dasar laut.  Tak lama kemudian muncul gelombang dan dari dasar laut muncul Putri Mutiara, kulit dan wajahnya putih pucat bagai mutiara.  Pil minta tolong kepadanya untuk mencarikan peti harta yang tercebur ke dasar laut.

“Untuk apa kuserahkan padamu?  Aku juga ingin punya perhiasan yang indah-indah.”  Jawab Putri Mutiara.”

Pil berpikir keras, mencari akal bagaimana caranya agar Putri Mutiara mau menolong dirinya untuk mengambil peti harta itu.

“Begini saja...,” kata Pik kemudian, sambil tersenyum.  “Bagaimana alu kutukar peti itu dengan jatah kue cokelatku selama sebulan penuh?”

“Ya, di dalam laut banyak sekali perhiasan indah-indah dari kapal-kapal yang karam. Tapi..., kue cokelat... memang tidak ada?!”  putri Mutiara pun akhirnya menyetujui usul dari Pik.

Akhirnya Pangeran Amon dapat mempersembahkan hadiah-hadiah indah untuk Putri Bulan Perak, dan juga seluruh penghuni istana kristal.  Pangeran Amon diterima dengan upacara kehormatan sebagai calon menantu Raja Matahari.

Semua merasa gembira, lebih-lebih Putri Bulan Perak.  Setiap hari, selama satu bulan dia duduk di atas batu karang sambil makan kue cokelat.

Pustaka :

Yudhistira – Khid Hidayat, Kumpulan Dongeng Mancanegara.
Penerbit :
Bintang Indonesia, Jakarta

Ilustrasi :

Khid Hidayat

Irsy. Anam