Senin, 04 Maret 2019

Ki Slamet 42 : "HIKAYAT PANJI SEMIRANG 4 Pupuh ( 1 - 10 )

Blog Sita: "Sastra Nusantara"

Selasa, 05 Maret 2019 - 13:20 wib


“HIKAYAT PANJI SEMIRANG 4”
( Pupuh: 01 – 10 )
T u n d u k  T a n p a  S y a r a t
(1)
Awan hitam bergumpal-gumpalan bertebaran
Ditiuplah sang bayu yang berhembus perlahan
Rintang wajah sang surya yang tak lagi tampan
Elang hitam memangsa emprit yang bercuitan
(2)
Beringin di alun-alun daunnya pun berguguran
Keraton Daha tampak suram tiada masa depan
Rakyat Daha keloro-loroan dirudung kedukaan
Apakah gerangan yang buatlah jadi demikian?
(3)
Puspa Ningrat yang duduk di balai peranginan
Nampak tak seperti biasanya penuh keceriaan
Kali ini wajahnya pucat tiada kesumeringahan
Ketika seorang dayang datang bersembahan
(4)
Ia teringat akan bingkisan tapai persembahan
Dari Paduka Liku sang selir muda kesayangan
Sri Baginda Raja Daha adiklah Raja Kahuripan
Maka Puspa Ningrat pun menyuruh ambilkan
 
(5)
 Tapai bingkisan kepada  dayang kesayangan:
“Wahai dayang, tolonglah ambilkan bingkisan
Tapaiku di atas meja di dalam bilik peraduan!”
Sang dayang segeralah ambil tapai bingkisan
(6)
Lalu bingkisan diberikanlah kepada permaisuri
Yang menerimanya  dengan wajah nan berseri
Sutra penutup tapai dibukalah dengan hati-hati
Sang permaisuri nampak sungguh tergiur sekali
(7)
Ketika mau mengambil tapai hendaklah dicicipi
Sontak burung-burung di luar rianglah bernyanyi
Seperti berilah peringatan pada sang permaisuri
Urungkan niatnya cicipi tapai yang telah diracuni
(8)
Akan tetapi amat sayang permaisuri sama sekali
Tidak mengerti bahasa burung yang menasehati
Ia hanya tersenyum menoleh berulang-ulang kali
Ke arah burung-burung yang teruslah bernyanyi 
(9)
Di saat permaisuri asyik melihat burung bernyanyi
Tiba-tiba seekor cecak jatuh dari langit-langit puri
Cecak hinggap melekat di pundak kiri permaisuri
Permaisuri kaget lalu kibas cecak hinggalah mati
(10)
Sesungguhnyalah seekor cecak itu juga memberi
peringatan kepada Ayu Puspa Ningrat permaisuri
agar jangan sekali-kali mencoba makan mencicipi
tapai beracun dari Galuh Ajeng si selir pendengki
Bersambung!
— Slamet Priyadi 42 —
Selasa, 05 Maret 2019 – 13:20 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar