Rabu, 06 Maret 2019

Ki Slamet 42 : "HIKAYAT PANJI SEMIRANG 4" ( PUPUH 11- 20 )

Sita Blog : "Nina Bobo"
Kamis, 07 Maret 2019 - 05:42 WIB


Image "Panji Semirang 4 (Foto :SP)
Kemolekan dan kemanjaan selir muda Paduka Liku, guncangkan iman Baginda Raja Daha 

“HIKAYAT PANJI SEMIRANG 4”
( Pupuh: 11 – 20 )
T u n d u k  T a n p a  S y a r a t
(11)
Akan tetapi Sang Dewata Agung berkendak beda
Begitu sang permaisuri Puspa Ningrat mencoba
Makan apai beracun meskipun hanya sedikit saja
Racun jahat bisa ular kobra langsunglah bekerja


(12)
 Mata permaisuri melotot nampak putihnya saja
Mulutnya terkatup rapat mengeluarkanlah busa
Lengannya mengepal begitu amatlah kecangnya
Seperti sedang rasakan sakit yang tiada taranya


(13)
Maka gemparlarlah seisi istana dengar berita
Sang Permaisuri Baginda Raja terkena celaka
Keracunan makan tapai bingkisan selir muda
Baginda Raja Daha, dia Paduka Liku namanya


(14)
Baginda Raja pun suruh patih dan mentrinya
Panggil tabib istana obati permaisuri utama
Meski segala obat dan mantra telah dicoba
Namun ajal permaisuri tak lagi bisa ditunda


(15)
Kematian permaisuri Sri Baginda Raja Daha
Yang amat tragis itu membuat Sri Baginda
 Candra Kirana, dan dayang kesayangannya
Mahadewi tiada sadar diri pingsan seketika


(16)
Ketika sadar Mahadewi menangis sejadinya
Meratap mencium tangan permaisuri utama
Seraya tutupi mayat sang permaisuri utama
 Dengan jarik kain batik lurik kesayangannya


(17)
Setelah itu dia menolong Galuh Candra Kirana
Tubuhnyas egera dirangkul dan dicium hingga
Galuh Candra Kirana sadarlah dari pingsannya
Bersamaan dengan itu sadar pula sri baginda


(18)
Candra Kirana yang baru sadar dari pingsannya
Menghampiri jenazah ibunda permaisuri utama
Ia menangis tersedu-sedu berderai air matanya
Dayang Istana Mahadewi segera menghiburnya


(19)
Setelah keadaan menjadi reda, Sri Bagida Raja
Bertanyalah sebab kematian permaisuri utama
Kepada seluruh paralah dayang-dayang istana
Maka dayang tertua menjawab seraya katanya:


(20)
“Ya tuanku, hamba mohon maaf sesungguhnya
Hamba tidak tahu apa sebab permaisuri utama
Bisalah tewas sedemikianlah rupa, tetapi hamba
Melihat sebelum ajal, sang permaisuri utama


— Slamet Priyadi 42 —
Kamis, 07 Maret 2019 – 05:57 WIB
PUSTAKA :
S. Sastrawinata, “Panji Semirang”
Balai Pustaka 1986


Tidak ada komentar:

Posting Komentar