"Si Kerudung Merah",
"Hansel dan Gretel" dan berbagai dongeng Grimm lainnya membuat
anak-anak dan orang dewasa berkilau terpesona.
Sikerudung Merah dan Srigala |
Si Kerudung Merah dan Serigala
"Sekali waktu ada seorang anak
perempuan yang selalu memakai kerudung merah dan karena itu dipanggil „si
kerudung merah“. Suatu hari si kerudung merah disuruh ibunya untuk mengantarkan
kue ke neneknya. Dibawanyalah kue itu menuju rumah neneknya, melalui jalan yang
menembus hutan. Di perjalanan, si kerudung merah diintai seekor serigala jahat
yang ingin memangsanya".
Suara aktris Marlies Ludwig
merendah, ia berhenti sebentar dan memandang muka-muka kecil yang menatapnya.
Dua puluh anak sekolah dasar duduk mengitarinya, di atas bantal-bantal
berwarna-warni. Mereka datang bersama gurunya ke acara pembacaan cerita yang
digelar dalam rangka Festival Dongeng.
Sedikit berbisik, anak-anak itu
cekikikan melihat mantel hitam dan lebar yang dikenakan Marlies Ludwig.
Tiba-tiba suara aktris itu meninggi, melanjutkan cerita si kerudung merah yang
tengah ditanyai manis oleh sang serigala. Anak-anak itu terpukau, diam
mendengarkan selama satu jam.
Cerita yang memukau
Dalam bercerita Marlies Ludwig
memerankan tokoh-tokoh yang muncul dalam dongeng. Ia berkokok seperti ayam,
mencibir serak seperti nenek sihir dan menari-nari bagaikan percikan api
unggun. Terkadang ia mengajak anak-anak itu untuk turut berperan atau
membenarkan kesalahannya. Juga karena dongengnya berbeda dengan cerita asli
yang ditulis oleh kakak beradik Grimm.
Yakob Grimm dan Wilhelm Grimm |
"Dongeng-dongeng
kakak beradik Grimm luar biasa ", puji Carola Pohlmann. Ia adalah Ketua
Bagian Anak-anak di perpustakaan Berlin dan telah mengorganisir pameran yang
diberi nama „Si Kerudung Merah Datang Dari Berlin“.
Dibuka awal November, pameran ini memunculkan kilas balik
suksesnya dongeng-dongeng Grimm selama 200 tahun. Kenyataanya, ciptaan kakak
beradik itu termasuk dalam daftar buku Jerman yang paling banyak dibaca orang.
Diterjemahkan dalam 160 bahasa, dongeng itu kerap diterbitkan ulang dalam
bentuk komik, buku bergambar, animasi, film panjang, video clip dan pementasan
panggung.
Pengumpul Dongeng
Awalnya tidak ada pertanda bahwa
kumpulan dongeng kakak beradik itu akan sukses. Apalagi dongeng-dongeng rakyat
yang dikumpulkan oleh Jakob dan Wilhelm Grimm pada abad ke-19 itu terdengar
kaku. Bagai peneliti, kakak beradik itu hanya ingin mengumpulkan karya sastra
rakyat dan mencatat sumber-sumber aslinya.
Terbitan pertama kumpulan dongeng
hanya 900 eksemplar, disusun bersama penyair Clemens Brentano di tahun
1812 dan berjudul "Kinder- und Hausmärchen" atau „Anak-anak dan
dongeng di rumah“. Buku ini ternyata bukan bacaan anak-anak.
Hänsel dan Gretel dari dongeng Grimm
bersaudara
Dongeng-dongeng ini meraih sukses
setelah ditulis ulang, disingkat, dibubuhi adegan-adegan khusus dan diberi
kalimat khas pembuka dongeng Grimm : "Sekali waktu“ ,serta kalimat
penutupnya „seandainya belum wafat, mereka masih hidup hingga hari ini“. Penambahan ilustrasi pada cetakan
dongeng di sekitar tahun 1830-an juga berperan besar menjangkau publik yang
semakin luas. Dalam kurun beberapa puluh tahun, dongeng-dongeng kakak beradik
Grimm menjadi sahabat sebelum tidur anak-anak di banyak penjuru dunia.
Gaya Dongeng yang Mendunia
„Kedua penulis itu tampaknya
menemukan bentuk dan gaya dongeng yang tepat dan bisa dinikmati orang di
seluruh dunia“, jelas Carola Pohlmann.
Ia menilai, dongeng-dongeng Grimm
seakan-akan lahir di berbagai budaya. Benang merahnya bisa ditemukan dalam
cerita rakyat negara-negara lain, sehingga di mana saja dongeng-dongeng itu
bisa dimengerti. Banyak anak-anak di Eropa Timur, Afrika maupun Asia yang akrab
dengannya.
Tugu Grimm bersaudara
Terbitan-terbitan dongeng Grimm
dalam kurun waktu dua ratus tahun kerap menunjukkan karakter lingkaran budaya
dan citarasa si penerbit , selain itu trend yang berlaku di dunia cetak saat
itu.
Buku-buku dengan ilustrasi berwarna
yang pertengahan abad ke 19 dikerjakan secara manual, terbitan dengan ilustrasi
gaya Jugendstil dan eksemplar dari masa pasca-perang, saat kertas sulit didapat
dan cetakan berkwalitas buruk, semua merekam kondisi zamannya. Kini di pasaran
Jerman, berjejer interpretasi baru, kadang nyeleneh dengan ilustrasi yang
mengusik gelak. Diantaranya, saduran Susanne Berner dan Tomi Ungerer.
Jalan dan Tawaran Baru
„Bagaimanapun, pesonanya terletak
dalam dongeng itu sendiri“, ungkap Carola Pohlmann. Juga, bagaimana dongeng itu
bisa diceritakan kembali dan menimbulkan rasa kedekatan.
Dalam banyak keluarga masa kini
budaya membacakan cerita sudah jarang, acara-acara seperti Festival
Dongeng Berlin memberikan tawaran baru. Di festival itu, rasa bahwa
mendengarkan itu nikmat mungkin akan timbul. Juga kesadaran bahwa pendongengnya
tidak harus seorang aktor. Siapa saja bisa, baik itu olahragawan, pengusaha
maupun politisi. Para organisator kerap memikirkan cara-cara baru yang menarik,
agar anak-anak bisa hadir dalam dunia dongeng. Setiap musim gugur di Berlin,
disajikan lebih dari 800 acara seputar dongeng. Tahun ini pengunjung Festival
Dongeng Berlin melebihi 150.000 orang.
DW.DE
- Tanggal 20.12.2012
- Penulis Edith Koesoemawiria
- Editor Editor: Christa Saloh-Foerster
Dalam banyak keluarga masa kini budaya membacakan cerita sudah jarang, acara-acara seperti Festival Dongeng Berlin memberikan tawaran baru. Di festival itu, rasa bahwa mendengarkan itu nikmat mungkin akan timbul. Juga kesadaran bahwa pendongengnya tidak harus seorang aktor. Siapa saja bisa, baik itu olahragawan, pengusaha maupun politisi. Para organisator kerap memikirkan cara-cara baru yang menarik, agar anak-anak bisa hadir dalam dunia dongeng.
BalasHapus