Senin, 10 September 2012

“Raja Kera Yang Cerdik dan Raksasa Penunggu Danau” Diceritakan Oleh Sita


Raja Kera dan Raksasa Penunggu Danau
SELASA, 11 SEPT 2012 - SITA BLOG: Adik-adik, kali ini kakak akan bercerita tentang  raja kera yang cerdik dan raksasa penunggu danau. salah satu cerita yang berasal dari India, beginilah ceritanya! Di hutan lebat yang ditumbuhi banyak pohon-pohon berbuah rimbun di tepian danau luas di negeri India, berdirilah kerajaan kera yang dipimpin oleh rajanya yang cerdik dan berbadan lebih besar dari kera-kera lainnya. Suatu ketika raja kera memanggil seluruh kera yang dipimpinnya untuk berkumpul, karena ada sesuatu yang sangat penting untuk segera disampaikan. Setelah semua kelompok kera dan anak buahnya berkumpul, maka raja kera pun berkata:

            “Wahai seluruh kera yang berada di daerah ini, dengarkan baik-baik! Ada sesuatu hal yang harus aku beritahukan kepada kalian semua. Sekarang, kalian harus lebih berhati-hati dan harus meningkatkan kewaspadaan di hutan ini”. Setengah berteriak raja kera berkata kepada semua kelompok  kera-kera yang duduk mengelilinginya, kemudian ia pun melanjutkan perkataannya.

            “Yang pertama, ada beberapa batang pohon yang buahnya beracun di sini, dan kalian jangan coba-coba untuk mendekati pohon tersebut, apalagi memakan buahnya! Yang kedua, danau luas yang berada di hutan ini cukup angker, karena di huni dan dikuasai oleh  raksasa yang sangat gemar memangsa dan memakan makhluk hidup, apalagi sebangsa kita, bangsa kera. Kalian jangan sekali-kali meminum air danau tersebut, lebih baik cari air di tempat lain di sungai seberang danau itu, apa kalian paham?

            “Ya Raja, kami mengerti!”

            “Baiklah, sekarang kalian bubar dan jangan sekali-kali melanggar dengan semua yang telah aku sampaikan kepada kalian, dan jika ada masalah jangan bertindak sendiri, laporkanlah kepadaku!”

Pada suatu ketika, datanglah musim kemarau panjang, buah-buahan di hutan sudah semakin jarang, air di sungai seberang sudah demikian menyusut kering. Hanya air danau yang dihuni raksasa saja yang airnya masih berlimpah. Kera-kera penghuni hutan tersebut seluruhnya mulai gelisah dan khawatir karena rasa lapar dan dahaga mulai mengganggu mereka. Bahkan di antara mereka sudah ada yang mulai nekat hendak meminum air danau yang berada di sekitar tempat tinggal mereka itu, meskipun sudah dilarang oleh pimpinan mereka, raja kera.

“Hayo sobat, kita minum air danau itu, kerongkonganku sudah tak tahan menahan haus dan lapar!”.Ajak salah seekor kera yang sudah tak tahan dengan perasaan hausnya kepada teman-temannya.

“Jangan, teman! Ingat pesan raja kita agar tidak melanggar apa yang sudah disampaikannya. Sebaiknya keadaan ini, keadaan kemarau panjang yang sudah membuat kita resah ini, kita utarakan terlebih dahulu kepada raja kita. Aku kira itu jalan terbaik, dan mungkin raja kita mempunyai solusi terbaik terkait dengan masalah kita ini”. Jawab temannya, mengingatkan untuk tidak berbuat gegabah.

“Baik, aku setuju dengan pendapatmu. Sekarang, mari kita menghadap raja untuk mengadukan masalah ini!” Keduanya pun segera menghadap raja mereka, menyampaikan maksud mereka yang hendak mengambil air danau untuk air minum.

“Wahai raja, kami semua bangsa kera sudah sangat merasa kehausan dan dahaga karena kemarau panjang ini, apa boleh kami minum  air danau itu?

“Jangan dulu! Jangan bertindak gegabah, biarkan aku berpikir sebentar untuk mencari jalan keluarnya!” raja kera berpikir sejenak lalu berkata lagi kepada prajuritnya.

“Baik, kalian semua ikutlah denganku, mari kita pergi ke hutan menuju danau itu!  

Para prajurit kera pun berangkat mengikuti rajanya pergi ke hutan dekat danau yang dihuni oleh raksasa. Tak lama kemudian raja kera bersama para prajuritnya sampai di hutan. Di tepi danau raja kera memerintahkan kepada beberapa prajuritnya untuk mencari batang-batang bambu yang bilah-bilahnya dipotong kemudian disambung kembali menjadi batang bambu yang panjang. Ketika prajurit kera sedang melakukan pekerjaan perintah rajanya, tiba-tiba muncul dari dalam danau raksasa penunggu danau disertai dengan tawa yang menggelegar memekakkan telinga, membuat terperanjat raja kera dan prajuritnya.

            Hua, ha, ha,ha,ha,ha,ha,ha… Apa yang akan kau lakukan di danau ini raja kera!  Aku tahu, kau dan para prajuritmu semua pasti akan minum air danau ini, karena musim kemarau panjang ini telah membuat kalian kelaparan dan dahaga! Akan tetapi itu tidak mungkin, karena jika kalian mencoba meminum air danau ini maka kalian semua akan aku santap sebagai santapan siang aku, ha, ha, ha, ha, ha…,dan aku memang sudah lapar sekali siang ini!”  Dengan tertawa terbahak-bahak dan muka yang merah menyeramkan raksasa berkata kepada raja kera.

            “Ya raksasa, kami hanya minta sedikit air danau milikmu sebagai pelepas dahaga saja, dan kami tidak akan merusak dengan menceburkan diri di danaumu ini, percayalah pada kami, tuan raksasa”. Jawab raja kera kepada raksasa dengan mimic yang meyakinkan.

            “Lalu bagaimana caranya kamu minum air danau ini tanpa turun ke danau?  Jika perkataanmu bisa dipercaya, aku akan izinkan. Akan tetapi jika tidak, kalian semua harus merelakan jadi mangsaku, faham! Tanya raksasa kepada raja kera selaku pemimpin kelompok pasukan kera yang memang sudah merasa kehausan.

            “Baik tuan raksasa, kami berjanji dan akan menepati janji!” jawab raja kera meyakinkan kata-katanya"

Tak lama kemudian, raja kera pun memerintahkan kepada para prajuritnya untuk membawa batang bambu panjang yang telah selesai dibuat, dan ujung batang bambu tersebut dibanamkan ke danau. Kemudian pada ujung bambu yang satunya lagi, raja kera dengan kekuatan besarnya menghisap ujung bambu tersebut. Tak lama kemudian, menyemburlah air danau dari lubang ujung bambu dengan pancaran yang demikian besar. Para pasukan kera pun semua minum air danau itu sebagai pelepas dahaga, bahkan mereka pun mandi-mandi sepuasnya dengan air pancuran bambu yang berasal dari danau milik raksasa penunggu danau.   Melihat peristiwa ini semua, raksasa penunggu danau hanya diam membisu, teerpukau dan terpana. Ia hanya bisa memperlihatkan taring-taringnya besar, tanpa bisa berbuat banyak karrena raja kera yang cerdik itu telah memperdaya dengan kecerdikannya itu.

1 komentar:

  1. “Hua, ha, ha,ha,ha,ha,ha,ha… Apa yang akan kau lakukan di danau ini raja kera! Aku tahu, kau dan para prajuritmu semua pasti akan minum air danau ini, karena musim kemarau panjang ini telah membuat kalian kelaparan dan dahaga! Akan tetapi itu tidak mungkin, karena jika kalian mencoba meminum air danau ini maka kalian semua akan aku santap sebagai santapan siang aku, ha, ha, ha, ha, ha…,dan aku memang sudah lapar sekali siang ini!” Dengan tertawa terbahak-bahak dan muka yang merah menyeramkan raksasa berkata kepada raja kera.

    BalasHapus